Aku
tak pernah membayangkan apalagi merasakan bagaimana rasanya hidup di desa.
Hari-hariku selalu diisi dengan berbagai kesibukan. Aku tidak bisa lepas dari
barang-barang elektronik kepunyaanku barang sehari pun. Tetapi kali ini
ternyata sekolah mengadakan kegiatan yang belum pernah kubayangkan selama ini.
Aku tidak terlalu bersemangat mengikuti kegiatan yang katanya bernama live in.
Ya, memang aku kurang menyukainya karena aku dipaksa untuk keluar dari zona
nyamanku. Perjalanan yang ditempuh sangat jauh lama dan melelahkan sebenarnya
telah membuatku membayangkan hal-hal buruk yang akan kualami disana.
Benar-benar menyebalkan. Akhirnya aku dan teman-teman sampai juga di Wonosari.
Pagi itu terasa sangat melelahkan karena kami harus menghabiskan malam di dalam
bus yang jalannya sangat cepat dan menganggu istirahat kami. Setelah mengikuti
beberapa persiapan akhir, kami akhirnya dibawa menuju desa kami masing-masing
menggunakan truk. Desa itu letaknya sangat jauh dan kami juga harus berdiri
berdesak-desakan di atas truk. Teman-temanku banyak yang mengeluh karena lelah
dan sempit begitu juga aku. Tetapi aku tetap menikmati perjalanan karena itu
adalah kali pertama ku naik truk. Dari hal tersebut aku merasa senang dan
orang-orang desa yang rumahnya akan kami tinggali juga menerima kami dengan
ramah. Desa Jati. Tidak seburuk yang ku kira. Tempat itu bersih, sejuk dan
nyaman. Saat itu sedang terjadi musim kemarau panjang sehingga matahari
bersinar dengan teriknya. Tetapi angin tak kalah banyak disana sehingga udara
tetap sejuk tidak seperti di Jakarta. Aku dan seorang teman tinggal di keluarga
petani tetapi lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak mereka di rumah.
Memang sesuai dengan keinginanku untuk mendapat keluarga petani karena kukira
bekerja sebagai petani tidak sulit. Tetapi ternyata perkiraanku salah. Diawali
dengan berjalan kaki dengan jarak jauh untuk sampai ke ladang sudah cukup
melelahkan. Belum lagi harus bekerja di ladang yang ternyata benar-benar
melelahkan dan panas tentu saja. Mereka bekerja dengan giatmeskipun lelah.
Mereka tidak mengeluh seperti apa yang saya lakukan ketika lelah. Memalukan
memang karena saya jauh lebih muda daripada mereka tetapi bekerja sedikit saja
sudah mengeluh lelah. Upah yang mereka dapatkan tidak banyak. Hanya bisa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari tetapi mereka menjalaninya
dengan serius dan semangat. Keinginan mereka tidak berlebihan sehingga hidup
mereka bisa dijalani dengan santai. Kehidupan mereka jauh dari ‘gadget’ seperti yang sehari-hari saya
gunakan meskipun ada beberapa orang memilikinya. Ketika bosan, mereka berkumpul
dengan masyarakat lain atau beristirahat. Mereka mengenal tetangga mereka
dengan baik. Sangat berbeda jauh dengan kehidupanku sehari-hari. Aku bahkan
tidak mengenal siapa yang tinggal di rumah sebelah. Pernah melihat pun tidak.
Banyak sekali pelajaran hidup yang kudapat dari pengalaman live in ini. Bukan
sesuatu yang merugikan ternyata dengan mencoba keluar dari zona nyaman karena
dengan mencoba hal baru, kita bisa mengetahui apa yang terjadi di luar
lingkungan sehari-hari dan belajar lebih peka lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar