Click, to translate this blog!

Fellas, you're number

Senin, 16 September 2013

Pengalaman Baru - Erika Wijaya XIIB/3

Aku tak pernah membayangkan apalagi merasakan bagaimana rasanya hidup di desa. Hari-hariku selalu diisi dengan berbagai kesibukan. Aku tidak bisa lepas dari barang-barang elektronik kepunyaanku barang sehari pun. Tetapi kali ini ternyata sekolah mengadakan kegiatan yang belum pernah kubayangkan selama ini. Aku tidak terlalu bersemangat mengikuti kegiatan yang katanya bernama live in. Ya, memang aku kurang menyukainya karena aku dipaksa untuk keluar dari zona nyamanku. Perjalanan yang ditempuh sangat jauh lama dan melelahkan sebenarnya telah membuatku membayangkan hal-hal buruk yang akan kualami disana. Benar-benar menyebalkan. Akhirnya aku dan teman-teman sampai juga di Wonosari. Pagi itu terasa sangat melelahkan karena kami harus menghabiskan malam di dalam bus yang jalannya sangat cepat dan menganggu istirahat kami. Setelah mengikuti beberapa persiapan akhir, kami akhirnya dibawa menuju desa kami masing-masing menggunakan truk. Desa itu letaknya sangat jauh dan kami juga harus berdiri berdesak-desakan di atas truk. Teman-temanku banyak yang mengeluh karena lelah dan sempit begitu juga aku. Tetapi aku tetap menikmati perjalanan karena itu adalah kali pertama ku naik truk. Dari hal tersebut aku merasa senang dan orang-orang desa yang rumahnya akan kami tinggali juga menerima kami dengan ramah. Desa Jati. Tidak seburuk yang ku kira. Tempat itu bersih, sejuk dan nyaman. Saat itu sedang terjadi musim kemarau panjang sehingga matahari bersinar dengan teriknya. Tetapi angin tak kalah banyak disana sehingga udara tetap sejuk tidak seperti di Jakarta. Aku dan seorang teman tinggal di keluarga petani tetapi lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak mereka di rumah. Memang sesuai dengan keinginanku untuk mendapat keluarga petani karena kukira bekerja sebagai petani tidak sulit. Tetapi ternyata perkiraanku salah. Diawali dengan berjalan kaki dengan jarak jauh untuk sampai ke ladang sudah cukup melelahkan. Belum lagi harus bekerja di ladang yang ternyata benar-benar melelahkan dan panas tentu saja. Mereka bekerja dengan giatmeskipun lelah. Mereka tidak mengeluh seperti apa yang saya lakukan ketika lelah. Memalukan memang karena saya jauh lebih muda daripada mereka tetapi bekerja sedikit saja sudah mengeluh lelah. Upah yang mereka dapatkan tidak banyak. Hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari tetapi mereka menjalaninya dengan serius dan semangat. Keinginan mereka tidak berlebihan sehingga hidup mereka bisa dijalani dengan santai. Kehidupan mereka jauh dari ‘gadget’ seperti yang sehari-hari saya gunakan meskipun ada beberapa orang memilikinya. Ketika bosan, mereka berkumpul dengan masyarakat lain atau beristirahat. Mereka mengenal tetangga mereka dengan baik. Sangat berbeda jauh dengan kehidupanku sehari-hari. Aku bahkan tidak mengenal siapa yang tinggal di rumah sebelah. Pernah melihat pun tidak. Banyak sekali pelajaran hidup yang kudapat dari pengalaman live in ini. Bukan sesuatu yang merugikan ternyata dengan mencoba keluar dari zona nyaman karena dengan mencoba hal baru, kita bisa mengetahui apa yang terjadi di luar lingkungan sehari-hari dan belajar lebih peka lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar